Laman

Jumat, 11 Mei 2012

Tips Bagaimana Memenangkan Konflik di Kantor

Tips Bagaimana Memenangkan Konflik di Kantor


Seringkali Anda lebih suka menghindari konflik atau mengakhiri perdebatan dengan hati panas. Misalnya, saat menjalani perdebataran tak berujung dengan rekan kerja. Persoalan kecil menjadi besar, dan persoalan besar mengendap di dada berhari-hari, berminggu-minggu, atau justru sudah menjadi ‘penyakit menahun’ tanpa ada penyelesaian. Ketidakpuasan tersebut berakhir dengan gerutuan dan membahasnya pada saat lunch time. Padahal, walaupun konfrontasi itu penting, namun konfrontasi tidak perlu sampai berlarut-larut. ‘Perang’ dengan rekan kerja di ruang rapat membuat argumentasi Anda lebih tajam, gagasan berkembang dan mematangkan diri. Jadi, masalahnya bukan di perang itu sendiri, tapi bagaimana cara Anda memulai, menjalankan dan mengakhiri perang dengan elegan. Berikut ini tips bagaimana memenagkan konflik di kantor:

1. Kuasai Masalah. Anda tidak akan bisa mempertahankan apalagi mengembangkan gagasan jika tidak menguasai masalah dengan baik. Kuasai pula data pendukung dan hal-hal lain yang berhubungan dengan masalah yang Anda angkat. Jadi, dalam hal ini, keberadaan data sangat penting.

2. Pahami Lawan. Anda perlu mengenali cara berfikir dari lawan bicara Anda. Kenali pula apa yang sedang dia persoalkan. Siapa tahu, ternyata Anda berdua tidak sedang berada di ‘wilayah yang berseberangan’, namun hanya berbeda cara pandang.

3. Nothing Personal. Sehebat apapun perdebatan, tidak ada hubungannya dengan Anda dan lawan bicara. Anda mungkin saja berdebat dengan orang yang paling menyebalkan di duia. Tapi, hal itu tidak ada hubungannya dengan apa yang dia katakana. Dan ketika dia mendebat Anda, bukan berarti ide Anda buruk atau Anda tidak punya kemampuan. Perdebatan tersebut adalah murni membicarakan masalah.

4. Cobalah Tersenyum. Raut muka akan mempengaruhi Anda dan lawan bicara. Kalau perlu, dalam perdebatan tersebut, Anda selipkan jokes, guna mencairkan suasana panas di meja diskusi.

5. Abaikan Perasaan. Konflik, konfrontasi, atau perdebatan, adalah masalah adu argumentasi. Sehingga, katakana semua yang Anda piker, bukan yang Anda rasakan. Hindari kosakata yang bersifat emosional. Begitu perasaan Anda ikut berperan, maka argumentasi Anda akan kacau. Pada saat emosi Anda mulai ‘naik;, tarik napas, tahan, dan keluarkan perlahan. Yakinkan diri Anda untuk menurunkan amarah. Lihatlah sisi lucu dari perdebatan tersebut. Ketika lawan bicara Anda nada bicaranya sudah meninggi dengan kosakata emosional, Anda bisa menurunkan tensi diskusi, misalnya dengan, “ Oh begitu ya?”, “Ok, jadi menurut Anda…”. Cara ini cukup efektif membuat lawan bicara Anda tidak merasa sedang diserang.

6. Fokus Pada Masalah. Seringkali perdebatan menjadi panjang karena masing-masing mendebat hal yang bukan pokok permasalahannya. Usahakan untuk tidak terjebak untuk bergeser ke topic yang bukan inti masalah.

7. Ulangi Argumentasinya. Cara ini cukup ampuh untuk meruntuhkan tembok lawan. Ketika dia selesai menyampaikan argumentasi, Anda ulang pokok pikirannya. Dengan demikian, lawan bicara Anda mengerti bahwa Anda paham apa yang dia katakana dan mencoba mengerti pikirannya. Semua orang pada dasarnya senang dimengerti. Anda pun juga begitu, bukan? Hindari pilihan kata: “Tidak bisa seperti itu!”, “Mana mungkin…”, dan kata-kata negative lainnya.

8. Kutip Pembicaraannya Untuk Menguatkan Argumentasi Anda. Pada saat menyampaikan pendapat Anda, kutip argumentasi lawan bicara yang bisa menguatkan argumentasi Anda. Sampaikan dengan cara seperti ini, Saya setuju sekali dengan pendapat Anda tentang…sehingga menurut saya…”

9. Semua Menang. Tidak ada yang menang dan kalah dalam sebuah konfrontasi di kantor. Semua orang, bisa dimulai dari Anda, berorientasi pada mematangkan gagasan dan solusi. Bisa jadi gagasan Anda tak terpakai. Jika Anda percaya bahwa hasil akhir adalah yang terbaik untuk semua orang, maka Anda perlu berbesar hati. Sikap ini akan membuat orang lupa bahwa gagasan Anda tak terpakai. Percayalah, orang tidak akan berpikir sedetail itu ketika sudah berada di sebuah arena konforntasi yang argumentative.

10. Ditutup Kesimpulan. Tujuan dari sebuah perdebatan adalah mendapatkan solusi. Jadi jangan pernah meninggalkan ‘medan pertempuran’ tanpa penyelesaian masalah. Begitu semua orang sudah sepakat, akhiri ‘arena perang’ tersebut dengan kesimpulan. Pada saat menyimpulkan, tidak perlu lagi dibahas argumentasi sebelumnya. Karena ini akan membuka perdebatan baru.

tipsanda.com

Another Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles