Laman

Senin, 09 Juli 2012

Bisnis Online Bakal Jadi Korban Utama "Kiamat Internet"

Bisnis Online Bakal Jadi Korban Utama "Kiamat Internet"

JAKARTA - Kiamat internet merupakan istilah yang menunjukkan bahwa internet tidak dapat diakses oleh pengguna karena adanya penutupan server internet. Hal itu akan menimbulkan dampak di berbagai bidang, termasuk bisnis online.

"Kerugiannya di bisnis online, juga lembaga keamanan, POLRI, banking, asuransi, pasar modal, sekuritas, serta online shop," ujar Pakar Telematika, Abimanyu Wachjoewidajat kepada Okezone di Jakarta, Senin (9/7/2012). Menurutnya, saat ini internet tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi juga pendukung bagi tumbuhnya perekonomian, serta berujung pada pendapatan negara.

"Banyak sekali kerugian institusi kalau mereka terkena dampak ini. Bayangkan dari 30 ribu (perkiraan jumlah unit komputer yang akan terkena dampak 'kiamat' internet) itu, ternyata 10 ribunya lembaga keuangan atau orang yang berbisnis (secara online). Ini akan merugikan negara, juga dari pajak 10 persen yang diberikan untuk pemerintah," tuturnya.

Ia menyayangkan sikap pemerintah, khususnya Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) yang cenderung terlambat dalam memberikan sosialisasi maupun pengumuman mengenai "kiamat internet" dan malware DNSChanger yang mengancam. "Ini bukan isu, ini real, ada buktinya. Baru minggu malam, ada release atau notice (pengumuman) mengenai DNSChanger ini dari pemerintah," tegasnya.

"Harusnya notice ini yang diberikan oleh pemerintah, saya sudah aware dari selasa (pekan lalu), seminggu cukup. Untuk aware ini sudah more than enough. Cukup mengubah (Domain Name System), tidak sampai sepuluh detik, DNS ini diganti (diperbaiki), serta antivirus PC dijalankan," tambahnya.

Ia menuturkan, pemerintah harus serius dan bergerak dengan cepat dalam menyikapi isu "kiamat internet". "Pemerintah harus lebih melakukan sosialisasi ke masyarakat. Masih ada beberapa jam untuk segera periksa, pastikan alamat IP dibersihkan, cari software untuk pembersihan DNSChanger. Kalau sudah dibersihkan, nanti malam bisa nyaman-nyaman saja," terangnya.

Abimanyu juga menilai bahwa saat ini di Indonesia, perhatian khusus perihal pertahanan maupun penunjang keamanan dunia maya masih kurang bila dibandingkan dengan negara lain, seperti China. "Di Indonesia ada pertahanan angkatan laut, udara dan darat, namun belum ada angkatan dunia maya," ungkapnya.

Di China, menurutnya, sudah ada perhatian yang lebih terhadap keamanan internet yang dilihat dari jumlah staf pegawai yang kabarnya mencapai 40 ribu. Sedangkan, jumlah itu berbeda dan lebih sedikit dibandingkan dengan Indonesia Security Incident Response Team On Internet Infrastructure (IDSIRTII).

Langkah Untuk Mengecek dan Membersihkan DNSChanger
"Untuk mengecek, bisa ke www.dns-ok.us, nanti disitu ada gambar kotak, dengan gambar kepala orang. Kalau background-nya berwarna merah, tandanya terkena malware, sedangkan hijau berarti aman. Kalau sudah terkena, mereka bisa men-download software antivirus tertentu yang telah disarankan melalui situs itu," jelas Abimanyu.

Selain itu, bisa juga melalui situs DNS Changer Working Group (DCWG). "Sampai nanti malam, kita bisa ke situs DCWG. Disitu ada urutan yang akan dilakukan, cek kategori DNS yg bermasalah," kata Ketua Umum Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII), Sylvia W. Sumarlin

Sylvia mengatakan, khusus di Indonesia, diketahui bahwa kepala kode alamat domain memiliki angka 200. Sedangkan yang disebutkan oleh Abimanyu, terdapat potensi infeksi yang salah satunya memiliki kode angka depan yakni 213.

Menurutnya, tidak hanya situs www.dns-ok.us, karena kemungkinan situs itu kini diakses o leh banyak orang, sehingga mengalami overloaded. Pengguna juga disarankan untuk mengakses situs DCWG. (fmh)

Sindikasi techno.okezone.com

Another Posts:

0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles