JAKARTA â" Pemerintah diharapkan bisa memfasilitasi tersedianya jaringan dan akses broadband yang terjangkau. Untuk memenuhi kebutuhan akses broadband bukan hanya bertumpu pada mobile data, tapi juga diperlukan pembangunan fiber optik.
Menurut data Cisco Visual Network Index, traffick data secara global diperkirakan tumbuh 356 persen per bulan pada 2016 mendatang dan kebutuhan bandwith transmisi yang sangat tinggi akan terjadi baik di global atau pun Indonesia.
Dari pertumbuhan yang drastis itu, fixed Internet menyumbang kontribusi terbesar, dibandingkan mobile data dan managed IP. âDari data itu dilihat bahwa traffic mobile dan fixed data akan tumbuh pesat secara bersamaan. Di Indonesia pun diyakini akan terjadi tren yang sama,â kata Direktur Utama XL Hasnul Suhaimi di acara diskusi âMencari Format Penggunaan Dana USO yang Idealâ di Hotel Borobud ur, Jakarta, Kamis malam (9/8/2012).
Namun masalahnya, kata Hasnul, kebutuhan akses broadband saat ini ditumpukan pada jaringan mobile data. âPada beberapa tahun mendatang, seberapa cepat pun pertumbuhan mobile data, tetap saja lebih dari 70 persen kebutuhan broadband adalah fixed data yang berasal dari rumah-rumah dan perkantoran,â jelasnya.
Karena itu Indonesia pun diharapkan untuk melakukan pembangunan jaringan serat optik ke rumah (FTTH). Diusulkan untuk pembangunan FTTH, kata Hasnul, bisa menggunakan dana Kewajiban Pelayanan Universal/ Universal Service Obligation (KPU/USO).
âJaringan tersebut bisa dibangun dan dioperasikan oleh perusahaan pemenang tender secara open access, artinya tebtuka bagi operator lain untuk menawarkan jasa dan melayani pelanggannya dengan membayar sewa yang disetujui pemerintah,â terangnya.
âSebaiknya pembangunan (FTTH) dilakukan di daerah perkotaan terlebih dahulu mengingat tingkat kepadatan penduduk yang bisa mendukung penetrasi fiber optik,â pungkasnya. (yhw)
Sindikasi techno.okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar